Jumat, 24 April 2015

HIPERTENSI pada KEHAMILAN

By Unknown di April 24, 2015

PENDAHULUAN
·         Selama kehamilan normal, tekanan darah sistole mengalami sedikit perubahan
·         Tekanan diastole menurun rata-rata 10 mmHg pada awal gestasi (13-20 minggu) dan meningkat kembali seperti pada level pre kehamilan pada trimester ketiga

Pre-eklampsia
·         Kejadian hipertensi, edema, dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan pada wanita dengan riwayat normotensif
·         Pre-eklampsia bukan gestasional hipertensi maupun hipertensi kronik pada wanita hamil
·         Pre-eklampsia diartikan hipertensi dengan hiperurikemia atau proteinuria
·         Kategori ringan/parah didasarkan pada derajat peningkatan tekanan darah, derajat proteinuria ataupun keduanya

Risiko pada ibu dan janin
·         Risiko pada ibu: konvulsi, perdarahan otak, udem paru, gagal ginjal, perdarahan hepar, dan kematian
·         Risiko pada fetus: kemunduran pertumbuhan yang parah, hipoksia, asidosis, prematuritas, dan kematian
·         Komplikasi tergantung:
·         Onset preeklampsia
·         Ada tidaknya komplikasi dengan obat
·         Tingkat keganasan
·         Kualitas pengobatan

Kategori pre-eklampsia
-Pre-eklampsia ringan
·         Hipertensi dengan proteinuria (> 300mg/hr atau 100 mg/dl, dengan atau tanpa edema
·         Manajemen terapi: monitoring ketat tekanan darah, BB, ekskresi protein urin, platelet count, status kesehatan janin
·         Kehamilan harus diinduksi, bedrest, terapi antihipertensi, atau antikonvulsan profilaktik
-Pre-eklampsia berat
·         Proteinuria mencapai 4gram/hr, tekanan darah 160/110 mmHg, sakit kepala berat, gangguan visual, nyeri epigastrik
·         Proses kelahiran harus dipercepat tanpa memperhatikan durasi atau usia kehamilan
·         Pilihan obat: hidralazin iv bolus 5 mg. Diulang jika diperlukan setiap 20 menit sampai kumulatif 20 mg
·         Jika resisten, berikan labetolol 20 mg iv atau nifedipin (Kategori C) 10 mg po
·         Alternatif pilihan untuk mengatasi efek samping hidralazin: propanolol (Kategori C)

Terapi antikonvulsan
·         Wanita dengan preeklampsia mempunyai risiko meningkat thd kejang
·         Pilihan terapi: Mg sulfat (Kategori B)

Pencegahan Preeklampsia
·         Dahulu dengan pembatasan garam dan obat diuretik, namun belakangan diketahui pembatasan ini mengurangi volume tubuh, tanpa mengurangi frekuensi hipertensi
·         Mencegah kejadian dengan dosis rendah aspirin
·         Suplemen kalsium efektif untuk mengurangi resiko kehamilan, tapi efektivitas terhadap preeklampsia sangat kecil

Perbedaan dg hipertensi kronik dan gestational hipertensi
-Hipertensi kronik
·         Terjadinya hipertensi sbl 20 minggu gestasi
·         Metildopa (Kategori B) atau labetolol adalah pilihan obat pertama karena tidak mempengaruhi uteroplasenta atau hemodinamik pada fetal
·         Gol ACE menimbulkan banyak efek samping
·         Diuretik masih kontroversial keamanannya
-Gestational hipertensi
·         Perkembangan tekanan darah tinggi tanpa simptom dari preeklampsia setelah 20 minggu kehamilan dalam wanita yang sebelumnya normotensif
·         Pada beberapa wanita hipertensi gestasional dapat menjadi manifestasi awal terjadinya preeklampsia
·         Outcome kehamilan pada wanita dengan gestasional hipertensi lebih baik tanpa terapi obat

Golongan Obat Diuretik
·         diuretik golongan tiazid
·         diuretik kuat
·         diuretik hemat kalium
·         diuretik osmotik
·         diuretik penghambat enzim anhidrase karbonik
·         kombinasi diuretik

Diuretik golongan tiazid
·         Tiazid dan senyawa-senyawa terkaitnya merupakan diuretik dengan potensi sedang
·         bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada bagian awal tubulus distal.
·         Onset kerja golongan ini setelah pemberian peroral lebih kurang 1-2 jam, sedangkan masa kerjanya 12-24 jam.
·         Lazimnya tiazid diberikan pada pagi hari agar diuresis tidak megganggu tidur pasien.
·         Diuretik tiazid digunakan untuk mengurangi edema akibat gagal jantung dan dengan dosis yang lebih rendah, untuk menurunkn tekanan darah.

Hidroklortiazid/HCT (Kategori C)
·         indikasi: edema, hipertensi
·         peringatan: dapat menyebabkan hipokalemia, memperburuk diabetes dan pirai, mungkin memperburuk SLE (eritema lupus sistemik), usia lanjut, kehamilan dan menyusui, gangguan hati dan ginjal, porfiria.
·         Kontraindikasi: hipokalemia yang refraktur, hiponatremia, hiperurikemia yang simptomatis.
·         Efek samping: hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan, impotensi (reversibel), hipokalemia, hipomagnesemia, hiponatremi, hiperkalsemia, hiperglikemi, peningkatan kadar kolesterol plasma.

DIURETIK KUAT
·         Diuretik ini biasa digunakan pada pasien gagal jantung yang telah berlangsung lama.
·         Diuretik kuat menghambat resorpsi cairan dari loop henle asending dalam tubulus ginjal dan merupakan diuretik yang kuat.
·         Hipokalemia dapat terjadi, dan perlu hati-hati untuk menghindari hipotensi.

Furosemid (Kategori C)
·         Indikasi: edema, oligouri karena gagal ginjal
·         Peringatan: kehamilan dan menyusui, dapat menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia, memperburuk diabetes melitus dan pirai, gagal hati, pembesaran prostat, porfiria.
·         Kontraindikasi: keadaan pra koma akibat sirosis hati, gagal ginjal dengan anuria
·         Efek samping: hiponatremia, hipokalemia dan hipomagnesia, ekskresi kalsium meningkat, hipotensi, gangguan saluran cerna.
Diuretik Hemat Kalium
Spironolakton (Kategori C)
·         Indikasi: edema dan asites pada sirosis hati, asites malignan, sindrom nefrotik, gagal jantung kongestif
·         Peringatan: produk-produk metabolik manusia berpotensi karsinogenik pada hewan mengerat, usia lanjut, gangguan hati, gangguan ginjal
·         Kontraindikasi: hiperkalemia, hiponatremia, gangguan ginjal yang parah, kehamilan dan menyusui
·         Efek samping: gangguan saluran cerna, impotensi, ginekomasti, dismenore, sakit kepala
·         Dosis: 100-200 mg sehari, jika perlu tingkatkan sampai 400 mg, anak dosis awal 3 mg/kg dalam dosis terbagi.
·         Bentuk sediaan:
-Spironolactone (Generik) tablet 25 mg
-Letonal (Otto) tablet 25 mg, 100 mg

Amilorid (Kategori B)
·         Indikasi: edema, konservasi kalium dengan tiazid dan diuretik kuat
·         Peringatan: kehamilan dan menyusui, gangguan ginjal, diabetes melitus, usia lanjut
·         Kontraindikasi: hiperkalemia, gagal ginjal
·         Efek samping: gangguan saluran cerna, mulut kering, ruam kulit, hiponatremia


DIURETIK OSMOTIK
·         Diuretik golongan ini jarang digunakan pada gagal jantung karena mungkin meningkatkan volume darah secara akut.
·         Mannitol digunakan pda edema serebral
·         Dosis khasnya 1 g/kg sebagai suatu larutan 20% yang diberikan lewat infus iv yang cepat


Mannitol (Kategori C)
·         Indikasi: edema serebral
·         Peringatan: gagal jantung kongestif, edema paru
·         Efek samping: menggigil, demam
·         Dosis: infus iv, diuresis, 50-200g selama 24 jam, didahului oleh dosis uji 200mg/kg iv lambat
·         Bentuk sediaan:
·         Mannitol (Generik) infus 20%

Kombinasi Diuretik
·         Kombinasi antara satu golongan diuretik dan golongan diuretik yang lain
·         Menghindari kekhawatiran terjadinya hipokalemia dan ketidakpatuhan pasien
·         Sering digunakan untuk kasus hipertensi
·         Perlu diperhatikan dosis tiazid, dianjurkan memberi dosis rendah dulu



Sumber: Dosen Septimawanto Dwi Prasetyo, S.Farm., M.Si., Apt.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sage Femme Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea