Sabtu, 17 Oktober 2015

MAKALAH PERAN BIDAN PADA BAYI SEHAT

By Unknown di Oktober 17, 2015 0 komentar


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1.000 kelahiran hidup
            Menyadari kondisi tersebut, Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan “Making Pregnancy Safer (MPS)” melalui tiga pesan kunci. Demikian penegasan Menkes Dr. Achmad Sujudi pada pembukaan Seminar Pendekatan dan Praktik Terbaik Kesehatan Maternal dan Neonatal di Jakarta tanggal 10 Mei 2004.
            Perkembangan bayi sangat cepat, tapi tetap saja pada usia 6 minggu pertama memorinya masih virtual atau belum nyata. Di saat terjaga, ia belum bisa menangkap secara jelas apa-apa saja yang dialaminya. Situasi ini kurang lebih sama dengan seseorang yang mengalami kejadian misterius, dimana dia masih merasa asing dengan keadaan sekelilingnya, atau antara ada dan tiada. Sebagai contoh, walaupun ibu adalah sosok yang sangat akrab baginya, tapi dia tidak akan merasa kehilangan saat ibu meninggalkannya di kamar. Begitu juga kalau misalnya terjadi gangguan, seperti benda jatuh di dekatnya, sampai usia 6 minggu, bayi akan dengan cepat melupakannya.
            Untuk meningkatkan memorinya, pancinglah ia untuk berkonsentrasi. Ketika ibu/ayah sedang bersama bayi carilah suasana yang tenang, dimana tidak banyak gangguan suara, sehingga Anda berdua bisa nyaman bercakap-cakap. Jarak idealnya kurang lebih 25 cm, dengan begitu bayi dapat “mengawasi” dan kemudian mengingat wajah orang yang mengajaknya bicara.

1.2  Rumusan Masalah
Apa itu bayi sehat ?
Bagaimana Peran Bidan Pada Bayi Sehat?
Apa Tujuan Bidan Terhadap Pemberian Asuhan Terhadap Bayi?
Apa manfaat Bagi Orang Tua dan Bayi Tersebut Dengan Adanya Peran Bidan?

1.3  Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran bidan pada bayi sehat.

1.4  Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penyusun,
khususnya mengenai Peran Bidan Pada Bayi Sehat. Dan dapat memberi manfaat untuk
mahasiswi program studi D-IV Bidan Pendidik.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bayi Sehat
Memang tidak ada yang secara jelas mengatakan pengertian dari bayi sehat, namun lebih ditekankan lagi bahwa masa pada bayi merupakan masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar. Bayi pada masanya akan di bilang sehat apabila, bayi tersebut oleh bidan atau petugas kesehatan lainnya memantau pertumbuhan yang sangat pesat pada periodenya. Tidak terlepas dari orang tuanya, karena seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya, setelah itu baru petugas kesehatan yaitu bidan. Bayi dalam hal ini membutuhkan pemeliharaannya dalam keberlangsungan hidupnya yaitu; mendapat ASI Ekslusif 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Maka dari itu bayi dikatakan sehat apabila dalam proses pemeliharaannya berjalan sesuai dengan pertumbuhannya.

2.2    Peran Bidan Terhadap Bayi Sehat
Keputusan Menkes RI No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan
Pasal 16 (2)
Pelayanan kebidanan kepada anak meliputi
1. Pemeriksaan bayi baru lahir
2. Perawatan tali pusat
3. Perawatan bayi
4. Resistansi pada BBC
5. Pemantauan tumbuh kembang anak
6. Pemberian imunisasi dasar
7. Penyuluhan tentang asuhan bayi dan anak sesuai kebutuhan berdasarkan usia

Peran bidan selama bulan pertama kehidupan BBL jelas sangat beragam. Di beberapa tempat bersalin, bidan memiliki sedikit peran formal begitu BBL mennggalkan ruang pelahiran. Di tempat bersalin lain, biasanya pada praktik multidisiplin, bidan akan melanjutkan perawatan ibu dan BBLselama 6 minggu pertama setelah kelahiran. Para bidan itubekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya pediatri dan perawatan kesejahteraan neonatus secara bertahap berpindah ke tenaga kesehatan pediatriatau tenaga kesehatan perawatan keluarga. ( Helen Varney, Asuhan kebidanan, hal 927)
Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk orang tua maupun  bayi, oleh karena itu bidan harus dapat memfasilitasi proses tersebut. Peran bidan pada kehidupan bayi baru lahir 1 bulan pertama dimulai sejak bayi meninggalkan ruang bersalin. Dalam perakteknya, asuhan dilakukan secara multidisipliner, yakni perawat anak, perawat keluarga dan dokter spesialis anak. Bidan bertugas melanjutkan perawatan bagi ibu dan bayi dalam melewati 6 minggu pertama kelahiran.
Pengawasan yang dilakukan terhadap bayi, antara lain sebagai berikut:
Ø  Semua bayi baru lahir sebaiknya mendapatkan minimal  2 kali pemeriksaan sebelum meninggalkan rumah bersalin atau rumah sakit, atau sebelum bidan pulang (jika lahir dirumah).
Ø  Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan screening berhubungan dengan kelahiran.
Ø  Pemeriksaan ke 2 lebih komprehensip, termksut usia dan riwayat kehamilan.
Ø  Jika bayi baru lahir pulang dalam waktu 6 sampai 12 jam, bidan harus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dalam 3 sampai 5 hari sesudah lahir.
Ø  Jika bayi baru lahir tinggal dirumah sakit sampai 48 jam, kunjungan ulang dapat ditunda sampai usia bayi 10-14 hari.
Tujuan kunjunga ulang bayi baru lahir, ialah:
o  Mengidentifikasi gejala penyakit
o  Menawarkan tindakan screening metabolic
o  Memberi KIE kepada orang tua
o  Hendaknya dipoli klinik anak disediakan ruang tunggu khusus, agar bayi terlindung dari anak-anak yang sakit. Institusi pelayanan kesehatan harus mengusahakan orang tua bisa ikut masuk ruang periksa pada saat anak menjlani pemeriksaan.
o  Jika orang tua setuju, maka perlu dilakukan screening metabolik, apabila sebelumnya belum dilakukan, untuk mengetahui adanya hipotiroidisme congenital dan kadar penil ketonuria, serta penyakit metabolic.
o  Bidan harus bisa menyiapkan specimen darah yang dibutuhkan, biasanya diambil dari daerah tumit bayi.
o  Pemeriksaan ini akan akurat jika dilakukan minimal 24 jam setelah bayi mendapat nutrisi.
o  Bidan harus mempunyai perencanaan/planning untuk melakukan kunjungan bayi baru lahir, meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat persalian dan tindakan segera pada  bayi.
o  Bidan juga harus mengamati dan menanyakan pada orang tua dalam beradaptasi  terhadap kelahiran bayi.
o  Bidan harus mengkaji riwayat /masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, BAB, BAK dll.
o  Pada saat melakukan kunjungan ulang, bidan juga harus melakukan pemeriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada orang tua.
o  Bidan harus membuat jadwal kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check up serta harus melakukan pangkajian fisik kembali jika di temukan kondisi emergensi yang memerlukan perawatan dari dokter perawatan anak.

Beberapa prinsip pedekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:
1.   Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya.
2.    Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan tahap perkembangan anak
3.   Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan sistem.
4.    Selain memenuhi kebutuhan fisik, juga harus memperhatikan keutuhan psikologis dan sosial.

Mengidentifikasi peranan bidan pada bayi sehat
Bidan berperan terhadap bayi dan balita terutama dalam hal:
1)  Melakukan pengkajian/pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak, meliputi:
Ø  Pemeriksaan fisik
Ø  Pengukuran fisiologis (tanda-tanda vital)
Ø  Penampilan umum
Ø  Perkembangan psikologis
Ø  Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
2)  Penyuluhan kesehatan kepada keluarga:
Ø  Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita: pemberian makanan bayi, cara pemberian ASI pada bayi, pola pemberian makanan bayi usia 0-2 tahun, cara menyusui bayi yang baik, cara mengetahui apabila bayi telah kenyang dan cukup mendapat air susu ibu, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, saat penggantian ASI dengan susu buatan, perlunya bayi mendapat makanan tambahan setelah berumur 6 bulan, makanan tambahan bayi sebagai pendamping ASI, menghentikan pemberian ASI, mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
Ø  Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, imunisasi, pencegahan kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan) ( adele piliteri, 2002. Buku Saku Perawatan Ibu dan Anak)

Tahap tahap penting perkembangan dalam 6 minggu pertama
Bayi cukup bulan harus mencapai tahap-tahap penting perkembangan tertentu selama 6 minggu pertama kehidupan. Di antara berbagai metode penepisan perkembangan yang tersedia, hanya denver II yang akurat Dalam dua bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir cukup bulan mengalami kemajuan dalam 4 area yang diujikan pada Denver II. Keterampilan personal-sosial harus mencakup perilaku tersenyum spontan dan responsive serta sangat memperhatikan wajah. Beberapa bayi akan memperhatikan tangan mereka sendiri. Gerakan motorik halus antara lain mata mengikuti gerakan sampai garis tengah dan berkembang sampai mata mengikuti gerakan sampai melewati garis tengah.
Dalam area bahasa, bayi mengeluarkan suara secara spontan dan berespon terhadap suara bel. Kemampuan motorik kasar antara lain gerakan simetris dan mengangkat kepala, kadang-kadang hingga 45 derajat. Pengetahuan tentang tahap-thap penting perkembangan normal ini harus menyertai nasihat yang di berikan bidan kepeda orang tua baru.
Denver II adalah bagan kemajuan perkembangan bukan sebuah uji yang berhasil atau gagal dijalani oleh seorang anak. Temuan tentang perbedaan perkembangan yang signifikan perlu diimbangi dengan informasi lain, seperti pola perkembangan sebelumnya dan derajat keterlambatan. ( Helen Varney, Asuhan kebidanan, hal 927).

2.3 Tujuan Bidan Terhadap Pemberian Asuhan Terhadap Bayi
  1. Mengidentifikasi gejala penyakit.
  2. Menawarkan tindakan skrining metabolic.
  3. Memberikan KIE kepada orang tua.
  4. Hendaknya di poliklinik anak disediakan ruang tunggu khusus, agar bayi terlindung dari anak – anak yang sakit.
  5. Institusi pelayanan kesehatan harus mengusahakan orang tua bisa ikut ke ruangan periksa pada saat anak menjalani pemeriksaan.
  6. Jika orang tua setuju, maka perlu dilakukan skrining metabolic. Apabila sebelumnya, belum dilakukan untuk mengetahui adanya Hipotiroid Kongenital dan kadar penilketonuria serta penyakit metabolic.
  7. Bidan harus bisa menyiapkan specimen darah yang dibutuhkan, biasanya diambil dari daerah tumit bayi. Pemeriksaan ini akan akurat jika dilakukan minimal 24 jam setelah bayi mendapatkan nutrisi.
  8. Bidan harus mempunyai perencanaan untuk melakukan kunjungan Bayi Baru Lahir meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat persalinan dan tindakan segera pada bayi.
  9. Bidan harus mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, BAB, BAK dll.
  10. Pada saat melakukan kunjungan ulang, harus melakukan pemriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada orang tua.
  11. Bidan harus membuat kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-up serta harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi emergency yang memerluakan perawatan dari dokter spesialis anak.

2.4  Manfaat Bagi Orang Tua dan Bayi Tersebut Dengan Adanya Peran Bidan
Bayi yang dirawat sebaik mungkin secara dini oleh petugas kesehatan maupun tidak terlepas dari orang tuanya, akan berbeda dengan bayi yang dirawat begitu saja tanpa mlihat baik atau buruknya perawatan tersebut. Orang tua akan senatiasa meluangkan waktunya untuk merawat bayinya. Orang tua menginginkan bayinya sehat, tidak mengalami sakit atau kelainan lainnya, orang tua berusah agar hal tersebut tidak terjadi pada anaknya. Maka dari itu keluarga berkolaborasi dengan bidan atau petugas lainnya untuk merawat bayinya dengan benar. Perawatan secara benar yang dilakukan oleh bidan akan memberikan efek yang baik juga terhadap bayi, diantaranya; bidan melakukan stimulasi tumbuh kembang bayi dan balita sebagai contoh pada umur 0-3bulan, berupa:
Kemampuan gerak dasar
1.        Mengangkat kepala
2.        Berguling – guling
3.        Kemampuan gerak halus
a)         Melihat, meraih dan menedang mainan gantung.
b)        Memperhatikan benda bergerak
c)         Meliahat benda –  benda kecil
d)        Memegang benda
e)         Meraba dan merasakan bentuk permukaan
4.         Kemampuan bicara dan bahasa
a)         Berbicara
b)        Meniru suara – suara
c)         Mengenali berbagai suara
5.        Kemapuan sosialisasi dan kemandirian
a)         Member rasa aman dan aksih sayang
b)        Mengajak bayi tersenyum
c)         Menagajak bayi mengamati benda – benda dan keadaan sekitarnya.
d)        Meniru ocehan dan mimic muka bayi
e)         Mengayun bayi
f)         Menina – bobokan



BAB III
PEBUTUP
3.1 Kesimpulan
Keputusan Menkes RI No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan
Pasal 16 (2)
Pelayanan kebidanan kepada anak meliputi
1. Pemeriksaan bayi baru lahir
2. Perawatan tali pusat
3. Perawatan bayi
4. Resistansi pada BBC
5. Pemantauan tumbuh kembang anak
6. Pemberian imunisasi dasar
7. Penyuluhan tentang asuhan bayi dan anak sesuai kebutuhan berdasarkan usia

3.2 Saran
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan manfaat pada para pembaca dalam menambah pengetahuan tentang Peran Bidan pada Bayi Sehat. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritk dan saran diharapkan untuk dapat menyempurnakannya.



DAFTAR PUSTAKA

 

Sage Femme Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea