Minggu, 31 Mei 2015

Checklist PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR

By Unknown di Mei 31, 2015 0 komentar


NO
BUTIR YANG DINILAI
A. SIKAP
1
Menyambutdanmemperkenalkandirikepadakliendankeluargadengansopandanramah
2
Menjelaskanprosedurdantujuantindakan yang akandilakukan
3
Meresponterhadapreaksikliendengancepatdankontakmata
B. ISI
4
Menganjurkanklienuntukberkemihterlebihdahulu
5
Menyiapkanalatdanmenyusunsecaraergonomis, yang terdiridari :
  1. Jangkar/jangkapanggul
  2. Pita meter/metlin
  3. Status pasien/bukucatatan
  4. Alattulis (bolpoin)
6
Mencucitangan teknik 7 langkah
7
Memintadanmembantupasienmenurunkansedikitpakaianbagianbawah
8
Melakukanpengukurandistansiaspinarum (±23-26 cm)
Caranya : 
a.      Menentukan SIAS kanandan SIAS kiriklien
b.      Meletakkanjangkapanggulpada SIAS kanandan SIAS kiri
c.       Melihatskalapadajangkapanggultanpamerubahposisijangkapanggulpada SIAS
9
Melakukanpengukurandistansiakristarum (±28-30 cm)
Caranya : 
a.      Menentukanletakkristailiakaklien, dengancaramenyusuribagian yang keras di belakang SIAS (menggunakanjaripemeriksa)
b.      Meletakkanjangkapanggulpadakristailiakakanan-kiri yang simetris
c.       Melihatskalapadajangkapanggultanpamerubahposisijangkapanggulpadakristailiaka
d.      Menentukanukurandistansiakristarum, denganmencarijarakterjauhdarikristailiakakanan-kiri
10
Melakukanpengukurankonjugataeksterna/boudeloque (±18-20 cm)
Caranya : 
a.      Menentukanletaktepiatassimfisisdanprosessusspinosuslumbal 5
b.      Meletakkanjangkapanggulpadatepiatassimfisisdanprosessusspinosuslumbal 5
c.       Melihatskalapadajangkapanggultanpamerubahposisijangkapanggul
11
Melakukanpengukuranlingkarpanggul (±80-90 cm)
Caranya : 
a.      Menentukanletaktepiatassimfisis, prosessusspinosuslumbal 5, SIAS dantrochanter mayor
b.      Meletakkanmetlinpadatepiatassimfisis, lalukepertengahan SIAS kanandantrochanter mayor kanan, lalukeprosessusspinosuslumbal 5, kemudiankepertengahan SIAS kiridantrochanter  mayor kiri, danberakhir di tepiatassimfisis.
12
Merapikandanmengaturposisiklien agar nyaman
13
Menjelaskanhasilpemeriksaan
14
Merapikanperalatankembali
15
Mencucitangan
C. TEKNIK
16
Melaksanakanperasatdengansistematis
17
Menggunakanbahasa yang mudahdimengerti
18
Menjagaprivasiklien

OKSIGENASI DAN RESUSITASI

By Unknown di Mei 31, 2015 0 komentar


Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan  tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
1.      Jenis Pernapasan
a.       Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100 mmHg.
b.      Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses  Semua hormon termasuk derivate catecholamine dapat melebarkan saluran  pernapasan.
2.      Pengukuran fungsi paru
Respirasi (Pernapasan atau ventilasi) sebagai suatu siklus inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12 - 16 kali permenit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru. Volume yang lebih rendah dari kisaran normal seringkali menunjukkan malfungsi sistem paru. Volume dan kapasitas paru diukur dengan alat berupa spirometer atau spirometri, sedang hasil rekamannya disebut dengan spirogram.
Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak 500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap orang sangat bervariasi tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350 ml) dari volume tidal secara nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli yang aktif dalam proses pertukaran gas. Sedang sisanya sebanyak 30% (150 ml) menetap di ruang rugi (anatomic dead space).
Volume total udara yang ditukarkan dalam satu menit disebut dengan minute volume of respiration (MVR) atau juga biasa disebut menit vantilasi. MVR ini didapatkan dari hasil kali antara volume tidal dan frekuensi pernapasan normal permenit. Rata-rata MVR dari 500 ml volume tidal sebanyak 12 kali pernapasan permenit adalah 6000 ml/menit.
Volume pernapasan yang melebihi volume tidal 500 ml dapat diperoleh dengan mengambil nafas lebih dalam lagi. Penambahan udara ini biasa disebut volume cadangan inspirasi (Inspiratory reserve volume) sebesar 3100 ml dari volume tidal sebelumnya, sehingga volume tidal totalnya sebesar 3600 ml.
Meskipun paru dalam keadaan kosong setelah fase ekspirasi maksimal, akan tetapi sesungguhnya paru-paru masih memiliki udara sisa yang disebut dengan volume residu yang mempertahankan paru-paru dari keadaan kollaps, besarnya volume residu sekitar 1200 ml.
Berikut cara pemeriksaan vital paru dengan alat spirometri :
a.       Siapkan alat spirometri
b.      Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan data seperti umur, seks, TB, BB
c.       Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam mulutnya dan tutuplah hidung dengan penjepit hidung.
d.      Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan tenang sebelum melakukan pemeriksaan.
e.       Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran.
f.       Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar maka akan keluar data dan kurva pada layar monitor spirometri.
g.      Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan ekspirasi maksimal.
h.      Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada alat spirometri).
3.      Masalah kebutuhan oksigen
Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologis dari organ-organ respirasi. Permasalahan dalam pemenuhan tersebut dapat disebabkan adanya gangguan pada sistem tubuh lain, misalnya sistem kardiovaskuler.
Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan-gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama/frekuensi pernapasan, insufisiensi pernapasan dan hipoksia.
a.    Gangguan irama/frekuensi pernapasan
1.      Gangguan pernafasan antara lain:
a)      Pernapasan ‘Cheyne-stokes’ yaitu siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik kemudian menurun dan berhenti. Lalu pernapasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernapasan ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara fisiologis, jenis pernapasan ini terutama terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki di atas permukaan laut dan pada bayi saat tidur.
b)      Pernapasan ‘Biot’ yaitu pernapasan yang mirip dengan pernapasan Cheyne-stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea. Keadaan pernapasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.
c)      Pernapasan ‘Kussmaul’ yaitu pernapasan yang jumlah dan kedalamannya meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernapasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asiidosis metabolik dan gagal ginjal.
2.    Gangguan frekuensi pernapasan
a)      Takipnea/hiperpnea, yaitu frekuensi pernapasan yang jumlahnya meningkat di atas frekuensi pernapasa normal.
b)      Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana ferkuensi pernapasan yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernapasan normal.
b.    Insufisiensi pernapasan
Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu:
1.    Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti:
a)      Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomielitis, transeksi servikal.
b)      Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma, emfisema, TBC dan lain-lain.
2.    Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru:
a)      Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurang, misalnya kerusakan jaringan paru, TBC, kanker dan lain-lain.
b)      Kondisi yang menyebabkan penebalan membran pernapasan, misalnya pada edema paru, pneumonia, dan lain-lain.
c)      Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang tidak normal dalam beberapa bagian paru, misalnya pada trombosis paru.
3.    Kondisi paru yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan yaitu:
a)      Anemia dimana berkurangnya jumlah total hemoglobin yang tersedia untuk transpor oksigen.
b)      Keracunan karbondioksida dimana sebagian besar hemoglobin menjadi tidak dapat mengankut oksigen.
c)       Penurunan aliran darah ke jaringan yang disebabkan oleh karena curah jantung yang rendah.
c.    Hipoksia
     Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan. Istilah ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab, jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia dan hipoksia histotoksik.
1.    Hipoksemia
Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di darah arteri. Terbagi atas dua jenis yaitu hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan hipoksemia isotonik (anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi dimana tekanan oksigen arteri rendah karena karbondioksida dalam darah tinggi dan hipoventilasi. Hipoksemia isotonik terjadi dimana oksigen normal, tetapi jumlah oksigen yang dapat diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terdapat pada kondisi anemia, keracunan karbondioksida.
2.    Hipoksia Hipokinetik (stagnat anoksia/anoksia bendunagan)
Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanya bendunagn atau sumbatan. Hipoksia hipokinetik dibagi kedalam dua jenis yaitu hipoksia hipokinetik ischemic dan hipoksia hipokinetik kongestif. Hipoksia hipokinetik ischemic terjadi dimana kekurangan oksigen pada jaringan disebabkan karena kuarngnya suplai darah ke jaringan tersebut akibat penyempitan arteri. Hipoksia hipokinetik kongestif terjadi akibat penumpukan darah secara berlebihanatau abnormal baik lokal maupun umum yang mengakibatkan suplai oksigen ke jaringan terganggu, sehingga jarinagn kekurangan oksigen.
3.      Overventilasi hipoksia
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang berlebihan sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya.
4.      Hipoksia histotoksik
Hipoksia histotoksik yaitu keadaan dimana darah di kapiler jaringan mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena pengaruh racun sianida. Hal tersebut mengakibatkan oksigen kembali dalam darah vena dalam jumlah yang lebih banyak dari pada normal (oksigen darah vena meningkat).



Sumber: RealTeaching from
NILUH FEBRILIA LORENTINA
 

Sage Femme Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea