Telah disebutkan:
1. Bahwa
kolostrum disekresi selama kehamilan dan tampak lebih awal pada ibu yang
payudaranya telah berfungsi secara penuh sebelumnya
2. Pada
saat permulaan diproduksi, kolostrum berupa cairan jernih sperti air, tetapi kemudian
menjadi lebih kuning warnanya dan konsistensinya lebih menyerupai krim yang
encer menjelang akhir kehamilan
Setelah kelahiran bayi, warnanya
terus berubah, sampai hari ke-3 pascapartum kolostrum tampak lebih menyrupai
air susu, warnanya menjadi lebih pucat dan konsistensinya lebih encer.
Kolostrum ini merupakan fase peralihan (transisi), karena pekembangan menjadi
air susu yang sebenarnya memerlukan wakyu 10-14 hari.
Ø Susunan
Sampai harian rata-rata
kolostrum mengandung:
·
Protein 8,5%
·
Lemak 2,3%
·
Karbohidrat 3,5%
·
Corpusculum colostrums
·
Garam mineral 0,4%
·
Air 85,1%
·
Leukosit
·
Sisa-sisa epitel yang mati
·
Vitamin A,B,C,D,E dan vitamin K dalam
jumlah yang sangat sedikit nilai kalori 80 kilo Joule per 30 ml
Tentu saja proporsinya
dapat bervariasi, tidak hanya bervariasi di antara individu wanita terbut
tetapi juga pada seorang wanita pada waktu yang berbeda-beda dalam sehari dan
bahkan dalam satu kali menyusukan anaknya.
Dengan menyusui bayi
apabila bayi mersa lapar (pemberian susu sesuai kebutuhan) dan selama bayi
menginginkan, maka tidak hanya akan member kepuasan pada bayi tetapi juga akan
merangsang produksi prolaktin dan akan memercepat pembentukan air susu yang
sebenarnya, meningkatkan kuantitasnya dan membantu memantapkan refeleks
neurohormmonal (pengeluaran air susu) (Howie & McNelly, 1980)
Ø Fungsi
Disamping
mempersipakan sisitem skretorik payudara untuk memproduksi air susu, minum
kolostrum secara awal akan membantu membersihkan mekoneum dari usus bayi.
Kolostrum juga bersifat nutritive (mempunyai nilai gizi yang tinggi) dan
bersifat protektif (untuk perlindungan terhadap infeksi)
Ø Gizi
Kolostrum
mengandung protein dengan proporsi yang tinggi, sangat bergizi dan memberikan
semua yang dibutuhkan oleh bayi, tetapi antibody terhadap kuman E. Coli tidak
dapat melewati sawar (barier) plasenta, dan dengan demikian bayi peka terhadap
penyakit misalnya gastroenteritis. Selain itu kolostrum mengandung banyak
faktor yang membantu mencegah terjadinya infeksi neonates.
Ø Proteksi
Meskipun
bayi mendapat, melalui plasenta, proteksi dari penyakit dimana ibunya telah
imun, antibody terhadap E. Coli tidak menembus barier plasenta dan karenanya
bayi rentan terhadap penyakit seperti gastroenteritis. Kolostrum mengandung
banyak faktor yang membantu untuk mencegah infeksi neonatal
Ø Imunoglobin
Fraksi
protein dari kolostrum mengandung antibody yang serupa dengan antibody yang
terdapat di dalam darah ibu dan yang melindungi terhadap penyakit karena
bakteri dan virus yang pernah diderita ibu atau yang telah memberikan imunitas
pada ibu. Imunoglobin ini bekerja setempat (local) dalam saluran usus dan dapat
juga diserap melewati dinding usus ke dalam system sirkulasi bayi. Imunoglobin
ini juga melapisi dinding usus dan dengan demikian mencegah penyerapan protein
yang mungkin menyebabkan reaksi alergi
Ø Laktoferin
Laktoferin
merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tingggi terhadap zat besi.
Bersama dengan salah satu imunoglobin (yaitu Ig A), laktoferin mengambil zat
besi yang diperlukan untuk perkembangan kuman E. coli, stafilokokus dan ragi.
Kadar laktoferin yang paling tinggi dalam kolostrum dan air susu ibu adalah
pada 7 hari pertama pascapartum (setelah melahirkan). Kandungan zat besi yang
rendah pada kolostrum dan ASI akan mencegah perkembangan kuman-kuman pathogen.
Laktoferin
terdapat di dalam air susu sapi , tetapi laktoferin ini akan rusak pada proses
pasteurisasi. Laktoferin tidak terdapat di dalam makanan buatan (formula). Efek
imunologis laktoferin akan hilang apabila makanan bayi ditambah zat besi.
Ø Lisosom
Lisosom
bersama dengan IgA mempunyai fungsi anti-bakteri dan juga menghambat
pertumbuhan berbagai macam virus. Kadar lisosom dalam kolostrum dan ASI lebih
besar dibanding kadarnya dalam air susu sapi
Ø Faktor
antitrypsin
Enzim
tripsin berada didalam saluran usus dan fungsinya adalah untuk mencegah
protein. Adanya faktor antitrypsin
didalam kolostrum ASI akan menghambat kerja teripsin, sehingga akan
menyebabkan imunoglobin pelindung tidak akan dipecah oelh tripsin
Ø Anti
bifidus
Laktobasilus
ada didalam usus bayi dan mengahsilkan berbagai asam yang mencegah pertumbuhan
kuman pathogen, misalnya hasil disentri E.coli dan ragi misalnya Candida Albicans yang menyababkan
sariawan. Untuk pertumbuhannya, laktobasilus membutuhkan gula yang mengadung
nitrogen, yaitu faktor bifidus. Faktor bifidus ini terdapat didalam kolostrum dan ASI. Fktor bifidus ini tidak
terdapat didalam air susu sapi. Dengan demikian penting bahwa makanan pertama
bayi adalah kolostrum, karena laktobasilius dihambat oleh air susu sapi. Bahkan
satu kali minum ar susu sapi saja dapat memberikan efek yang merugikan flora
usus selama 3 hari. Faktor-faktor pelindung ini semua ada didalam ASI yang
matur dan didalam kolostrum. Kadar faktor ini berubah selama masa laktasi bayi
mulai membentuk system imunologinya sendiri. Perlu diulang disini bahwa:
1. Pemberian kolostrum secara awal
dan pemberian ASI yang terus-menerus, paling tidak selama 4 bulan merupakan
perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap penyakit.
2. Bahkan hanya dengan sekali minum
air susu sapi dapat menyebabkan kerusakan
faktor-faktor perlindungan alam.
Sumber:Verralls,
Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam
Kebidanan. Jakarta:EGC.
0 komentar:
Posting Komentar