Kamis, 26 Maret 2015

Cairan Amnion

By Unknown di Maret 26, 2015
Ukuran cavitas amniotica yang makai meningkat sebagian disebabkan oleh fetus yang bekembang, dan sebagaian oleh adanya cairan yang mulai timbul mulai kehamilan 4 minggu. Cairan amnion ini terutama berasal dari sel-sel membrane amnion, yaitu ectoderm. Urine feus ditemukan didalam cairan amnion sejak minggu ke-4, dan urine ini terutama terdiri dari air, karena produk limbah diekskresikan lewat system sirkulasi fetal/maternal. Setelah 20 minggu, cairan dari paru-paru fetus juga masuk ke dalam cairan amnion.
Cairan ini, yang kadag-kadang disebut liquor amnii, adalah cairan yang jernih, berwarna seperti jerami, dengan reaksi alkalis, dan dengan demikian dapat dibedakan dari urine ibu setelah pecahnya membran. Jumlah cairan yang dihasilkan ini meningkat selama kehamilan, sehingga pada minggu ke-38 terdapat kira-kira 1 liter cairan yang mengisi cavitas amniotica. Setelah 28 minggu, volume ini turun. Fetus menelan cairan amnion kira-kira 400 ml per hari, dan terjadi perubahan terhadap cairan amnion setiap kira-kira 3 jam.
Komposisi amnion, 99% air dan 1% zat-zat padat. Zay-zat tersebut meliputi:
·         Protein
·         Lemak
·         Karbohidrat
·         Garam mineral
·         Enzim-enzim
·         Hormone plasenta
·         Urea
·         Asam urat
·         Pigmen empedu
·         Vernix caseosa
·         Lanugo
·         Sel-sel fetus yang mengelupas
Fungsi amnion:
1.      Memungkinkan fetus bergerak dengan bebas
2.      Memungkinkan anggota badan fetus berkembang dan bergerak tanpa saling menekan satu sama lain; tanpa tertekan oleh badan ferus atau dining uterus
3.      Menyeimbangkan tekanan intrauteri dan bekerja sebagai peredam goncangan (shock absorber)
4.      Menstabilkan suhu intrauteri
Pada persalinan, asalkan kantong caira tersebut tetap utuh sampai persalinan telah maju, maka cairan amnion:
1.      Bekerja sebagai bantal untuk melindungi kepala fetus terhadap tekanan
2.      Mempertahankan lingkungan feus tetap steril
3.      Bekerja sebagai baji (wedge) untuk membantu dilatasi cervix
4.      Mengurangi efek kontraksi uterus terhadap peredaran darah plasenta
5.      Menyediakan douche (siraman) steril bagi jalan lahir tepat senelum kelahran pada saat saccus amnioticus pecah
Kelainan cairan amnion:
1.      Polihidramnion
Polihidramnion adalah jumlah cairan amnin yang berlebihan yang dihubungkan secara diabetes pada ibu, defek tuba neuralis, dan atresia esophagus pada fetus, dan adanya kembar uniovuler. Malpresentasi dan letak yang tidak stabil, keduaya biasanya disertai dengan polihidramnion, dan prolapsus funiculus umbikalis lebih mungkin terjadi
2.      Oligohidramnion
Menunjukan jumlah pengurangan cairan amnion yang tidak memungkinkan fetus untuk cukup bergerak in utero. Pada sejumlah keadaan, anggota badan fetus begitu mengalami tekanan sehingga ibu perlu diajari bagaimana cara merangsang gerakan bayi setelah kelahiran. Kulit bayi akan kering dan tampak seperti kulit hewan (leathery). Ologohiramnion juga dihubungkan dengan suatu kelaianan yang sangat jarang terjadi, yaitu agenesisi ginjal.
3.      Warna
1.      Pewarnaan mekonium menyebabkan liquor berwarna coklat kehijauan, dan ini merupakan tanda gawat janin
2.      Liquor yang mengalami pewarnaan empedu merupakan peunjuk adanya penyakit hemolitik, tetapi sekarang keadaan ini jarang dijumpai di Inggris



Sumber:Verralls, Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta:EGC.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sage Femme Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea