Jumat, 20 Maret 2015

Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan

By Unknown di Maret 20, 2015


1.       Tes Unrine (Tes HCG):
a.       Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu mingggu setelah koitus)
b.      Upayakan urin yang digunakan adalah urine pagi hari
2.       Perkiraan Tinggi Fundus Uteri
Pada awalnya pengukuran TFU dilakukan dengan cara perabaan atau palpasi dengan patokan simpisis, pusat, prosesus xiphoideus. Pengukuran ini masih kurang valid karena cara ini mengabaikan tubuh ibu dan hasilnya juga masih sangat variatif.
Para peneliti sudah melakukan berbagai riset dan akhirnya muncullah rekomendasi tentang cara pengukuran perkiraan TFU. Cara yang dianjurkan adalah menggunakan pita ukur (metline) seperti yang digunakan oleh tukang jahit (Depkes, 2001)
Beberapa hal yang arus diperhatikan dalam pengukuran perkiraan TFU menggunakan metline adalah sebagai berikut:
a.       Bahan pita yukur yang digunakan adalah bahan yang tidak mudah kendur atau molor.
b.      Kandungan kemis pasien dalam keadaan kosong.
c.       Pada saat pengukuran, posisikan ibu dalam posisi setengah duduk.
d.      Pada kehamilan lanjut atau menjelang persalinan, hindari memosisikan pasien dalam posisi tidur terlentang karena hasil yang didapatkan akan melebihi ukuran yang sebenarnya.
e.      Pengukuran dilakukan dengan cara menempatkan ujung pita ukur pada tepi atas simpisis pubis dan dengan tetap menjaga pita ukur menempel pada dinding abdomen yang diukur, tempatkan ujung pita yang lain pada perkiraan TFU berada. Selanjutnya baca skala yang tertera dalam sentimeter.
f.        Ukuran ini biasanya sesuia dengan umur kehamilan dalam minggu setelah umur kehamilan 24 minggu. Kadang jumpai adanya variasi hasil kurang lebih 1-2 cm. bila penyimpanan lebih dari 1-2 cm dari umur kehamilan dalam minggu, kemungkinan ibu mengalami kehamilan kembaratau hidramnion. Jika penyimpanan hasil kurang dari 1-2 cm, kemunginan terjadi gangguan pertumbuhan janin.
3.       Palpasi Abdomen:
Menggunakan cara Leopold dengan langkah sebagai berikut:
a.       Leopold I
·         Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus.
·         Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1)      Pemeriksaan manghadap pasien
2)      Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri
3)      Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba benda bulat, melenting, mudah digerakan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda bula, besar, lunak, tidak melenting, dan susah digerakan, maka itu adalah bokong janin.
b.      Leopold II
·         Bertujan untuk mengeetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri kiri ibu.
·         Cara pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1)      Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu
2)      Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri kea rah kanan
3)      Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada disebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi. Namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin)
c.       Leopold III
·         Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah uterus
·         Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut
1)      Tangan kiri menahan fundus uteri
2)      Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba bagian yang bulat, melenting keras, dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat,besar, lunak dan sulit digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika di bagian bawah tidakditemukankedua bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin dalam letak melintang.
3)      Pada letak sungsang (melintang)dpat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballotemen (pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan)
4)      Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika masih mudah dgoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan, berarti kepala sudah masuk panggul), lalu dilanjutkan pada pemeriksaan Leopod IV untuk mengetahui seberapa jauh kepala sudah masuk panggul.
d.      Leopold IV
·         Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.
·         Cara pelaksanaannya sebagai berikut:
1)      Pemeriksaan menghadap pasien
2)      Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah
3)      Jika teraba kepala tempatkan kedua tangan didua belah pihak yang berlawanan dibagian bawah
4)      Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum masuk panggul
5)      Jika dua tangan divergen (tiak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul
4.       Pemeriksaan US:
a.       Dilaksankan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan
b.      Gambaran yang terlihat yaitu adanya rangka janin diagnosis pasti kehamilan
5.       Pemeriksaan Rontgen:
a.       Merupakan salah satu alat untuk melakuakan penegakan diagnosis pasti kehamilan
b.      Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang



Sumber: Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sage Femme Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea