1.
Tes Unrine (Tes HCG):
a.
Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada
amenore (satu mingggu setelah koitus)
b.
Upayakan urin yang digunakan adalah urine pagi
hari
2.
Perkiraan Tinggi Fundus Uteri
Pada
awalnya pengukuran TFU dilakukan dengan cara perabaan atau palpasi dengan
patokan simpisis, pusat, prosesus xiphoideus. Pengukuran ini masih kurang valid
karena cara ini mengabaikan tubuh ibu dan hasilnya juga masih sangat variatif.
Para
peneliti sudah melakukan berbagai riset dan akhirnya muncullah rekomendasi
tentang cara pengukuran perkiraan TFU. Cara yang dianjurkan adalah menggunakan
pita ukur (metline) seperti yang digunakan oleh tukang jahit (Depkes, 2001)
Beberapa
hal yang arus diperhatikan dalam pengukuran perkiraan TFU menggunakan metline
adalah sebagai berikut:
a.
Bahan pita yukur yang digunakan adalah bahan
yang tidak mudah kendur atau molor.
b.
Kandungan kemis pasien dalam keadaan kosong.
c.
Pada saat pengukuran, posisikan ibu dalam posisi
setengah duduk.
d.
Pada kehamilan lanjut atau menjelang persalinan,
hindari memosisikan pasien dalam posisi tidur terlentang karena hasil yang
didapatkan akan melebihi ukuran yang sebenarnya.
e.
Pengukuran dilakukan dengan cara menempatkan
ujung pita ukur pada tepi atas simpisis pubis dan dengan tetap menjaga pita
ukur menempel pada dinding abdomen yang diukur, tempatkan ujung pita yang lain
pada perkiraan TFU berada. Selanjutnya baca skala yang tertera dalam
sentimeter.
f.
Ukuran ini biasanya sesuia dengan umur kehamilan
dalam minggu setelah umur kehamilan 24 minggu. Kadang jumpai adanya variasi
hasil kurang lebih 1-2 cm. bila penyimpanan lebih dari 1-2 cm dari umur
kehamilan dalam minggu, kemungkinan ibu mengalami kehamilan kembaratau
hidramnion. Jika penyimpanan hasil kurang dari 1-2 cm, kemunginan terjadi
gangguan pertumbuhan janin.
3.
Palpasi Abdomen:
Menggunakan
cara Leopold dengan langkah sebagai berikut:
a.
Leopold I
·
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin
yang ada di fundus.
·
Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1)
Pemeriksaan manghadap pasien
2)
Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur
berapa tinggi fundus uteri
3)
Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika
teraba benda bulat, melenting, mudah digerakan, maka itu adalah kepala. Namun
jika teraba benda bula, besar, lunak, tidak melenting, dan susah digerakan,
maka itu adalah bokong janin.
b.
Leopold II
·
Bertujan untuk mengeetahui bagian janin yang ada
disebelah kanan atau kiri kiri ibu.
·
Cara pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1)
Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan
dan kiri perut ibu
2)
Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan
kanan menahan perut sebelah kiri kea rah kanan
3)
Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan
kiri, dan rasakan bagian apa yang ada disebelah kanan (jika teraba benda yang
rata, tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung
bayi. Namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah
bagian kecil janin)
c.
Leopold III
·
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada
dibawah uterus
·
Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut
1)
Tangan kiri menahan fundus uteri
2)
Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian
bawah uterus. Jika teraba bagian yang bulat, melenting keras, dan dapat
digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat,besar,
lunak dan sulit digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika di bagian bawah
tidakditemukankedua bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin
dalam letak melintang.
3)
Pada letak sungsang (melintang)dpat dirasakan
ketika tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan
ballotemen (pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia
kehamilan 5-7 bulan)
4)
Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba
kepala, goyangkan, jika masih mudah dgoyangkan, berarti kepala belum masuk
panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan, berarti kepala sudah masuk
panggul), lalu dilanjutkan pada pemeriksaan Leopod IV untuk mengetahui seberapa
jauh kepala sudah masuk panggul.
d.
Leopold IV
·
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada
di bawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.
·
Cara pelaksanaannya sebagai berikut:
1)
Pemeriksaan menghadap pasien
2)
Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di
bawah
3)
Jika teraba kepala tempatkan kedua tangan didua
belah pihak yang berlawanan dibagian bawah
4)
Jika kedua tangan konvergen (dapat saling
bertemu) berarti kepala belum masuk panggul
5)
Jika dua tangan divergen (tiak saling bertemu)
berarti kepala sudah masuk panggul
4.
Pemeriksaan US:
a.
Dilaksankan sebagai salah satu diagnosis pasti
kehamilan
b.
Gambaran yang terlihat yaitu adanya rangka janin
diagnosis pasti kehamilan
5.
Pemeriksaan Rontgen:
a.
Merupakan salah satu alat untuk melakuakan
penegakan diagnosis pasti kehamilan
b.
Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak
dan tulang belakang
Sumber:
Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
0 komentar:
Posting Komentar